Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tampak depan Kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

10 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan dalam Seminggu

Ada pesta harus dihadiri seminggu lagi, dan Anda merasa gaun kesayangan dipakai ke pesta nanti lebih sempurna...

Keperawatan Medikal Bedah

Bersama kita bisa......

Go Abroad....

Program pasca sarjana UMY yang istimewa muda mendunia...

The Great University

UMY is most popular in yogyakarta....

Teory Keperawatan Betty Neuman (Grand Theory)

 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keperawatan merupakan profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga dan komunitas dalam mencapai proses merawat dan menyembuhkan kesehatan yang optimal, dimana perawat sebagai provider dan masyarakat sebagai konsumen pelayanan kesehatan.
Ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman. Merupakan tugas penting yang dihadapi profesi keperawatan dalam memperkembangkan sebuah teori. Oleh karena itu, tujuan pembuatan makalah ini yang berjudul ”TEORI BETTY NEUMAN” agar pembaca mengetahui secara rinci pengertian keperawatan menurut Betty Neuman dan menginformasikan kontribusi pemikiran Betty Neuman dan andilnya dalam perkembangan keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. bagaimana biografi Betty Neuman dan latar belakang teorinya?
2. bagaimana dasar perkembangan teori Neuman?
3. apa saja sumber-sumber teori Betty Neuman?
4. bagaimana konsep utama dan definisi teori Neuman?
5. bagaimana asumsi teori Betty Neuman?
6. bagaimana bentuk logika teori Betty Neuman?
7. bagaimana teori Betty Neuman dalam lingkungan komunitas?
8. bagaimana teori Betty Neuman dengan konsep utama keperawatan?
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan pembahasan masalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui biografi Betty Neuman dan latar belakang teori;
2. untuk mengetahui dasar perkembangan teori Neuman;
3. untuk mengetahui sumber-sumber teori Betty Neuman;
4. untuk mengetahui konsep utama dan definisi teori Neuman;
5. untuk mengetahui asumsi teori Betty Neuman;
6. untuk mengetahui bentuk logika teori Betty Neuman;
7. untuk mengetahui teori Betty Neuman dalam lingkungan komunitas;
8. untuk mengetahui teori Betty Neuman dengan konsep utama keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Biografi Betty Neuman dan Latar Belakang Teori











Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924.
Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada tanah kelahirannya, beliau bermaksud untuk membangun desanya, Ohio. Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Kemudian beliau pindah ke Los Angeles untuk tinggal dengan keluarganya di California. Beliau memegang jabatan penting yaitu sebgai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan pendidikannya di University of California dengan jurusan psikologi. Beliau menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahu 1957. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan masyarakat di University of California, beliau melanjutkan program administrasi pendidikan tinggi di Ohio University.
Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan. Model Whole Person Approach dipublikasikan pada tahun 1972, A model of teaching total person approach to patient problem dalam riset keperarawatan. Publikasi edisi I (Conceptual Models For Nursing Practice) tahun 1974, edisi II tahun 1980 dan tahun 1986 The Neuman Systems Model.
2.2 Dasar Perkembangan Teori Neuman
Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah perawat di University of California, Los Angeles. Sistem yang digunakan adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis. Variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional. Model fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi).
Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem yang unik dengan respon yang berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual). Individu dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan eksternal dapat menyebabkan stress. Untuk itu individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri.
Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu mengidentifikasi faktor resiko dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan kesehatan. Pencegahan sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika terjadi masalah. Perawat berperan sebagai Early Case Finding, pengobatan setelah pasien terdiagnosa mengidap suatu penyakit. Pencegahan tersier yaitu mempertahankan kesehatan, perawat membantu adaptasi dan reduksi untuk mencegah komplikasi.
Asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan mengurangi reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pola pengembangan ilmu keperawatan menurut teori sistem Neuman bertujuan untuk stabilitas sistem. Hal ini dapat dilukiskan sebagai cincin dengan satu pusat yang mengelilingi inti. Cincin paling dalam mewakili garis pertahanan untuk elawan stressor seperti sistem pertahanan tubuh dan defens mekanism. Cincin terluar merupakan garis pertahanan yang mewakili keadaan normal pasien. Defens mekanism tersebut adalah mekanisme bertahan koping.
2.3 Sumber-Sumber Teori Betty Neuman
Teori Betty Neuman mempunyai kesamaan dengan teori Gestalt. Teori Gestalt mempertahankan bahwa cara hemoestatic adalah suatu cara yang mana tubuh mempertahankan keseimbangan dan sebagai akibat dari kesehatan mengubah kondisi sehat atau sakit. Teori model Betty Neuman juga menerapkan ide dari teori sistem umum tentang sifat dasar kehidupan yaitu sistem terbuka yang merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam struktur organisasi tubuh kita yang kompleks. Neuman juga memilah G. Kaplan tentang tingkatan tindakan pemecahan.
2.4 Konsep Utama dan Definisi Teori Neuman



Betty Neuman menggunakan sejumlah orang untuk melakukan pendekatan yang termasuk dalam konsep mayor menurutnya a.l:
1. Tekanan
Rangsangan yang timbul yang diakibatkan kondisi sekitar pandangan Neuman tentang tekanan yaitu :
a. Intra personal : secara individu atau perorangan, misalnya emosi dan perasaan;
b. Inter personal : antara individu satu dengan individu yang lain lebih dari satu, misalnya harapan peran;
c. Ekstra personal : diluar individu, misalnya pekerjaan atau tekanan keuangan.
2. Struktur pokok sumber energi
Merupakan penggerak untuk melakukan aktifitas
3. Tingkat ketahanan
Merupakan faktor internal untuk menghadapi tekanan
4. Garis pertahanan
Tingkatan kemampuan adaptasi individu untuk menghadapi tekanan di batas normal.



a. GARIS FLEKSIBEL PERTAHANAN
The flexible line of defense is the outer barrier or cushion to the normal line of defense, the line of resistance, and the core structure.Garis pertahanan fleksibel adalah hambatan luar atau bantal ke garis pertahanan normal, garis perlawanan, dan struktur inti. If the flexible line of defense fails to provide adequate protection to the normal line of defense, the lines of resistance become activated.Jika garis pertahanan fleksibel gagal untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap garis pertahanan normal, garis perlawanan menjadi aktif. The flexible line of defense acts as a cushion and is described as accordion-like as it expands away from or contracts closer to the normal line of defense. Para garis pertahanan fleksibel bertindak sebagai bantal dan digambarkan sebagai akordeon seperti sejalan dengan berkembangnya menjauh dari atau kontrak lebih dekat dengan garis pertahanan normal. Pada The flexible line of defense is dynamic and can be changed/altered in a relatively short period of time.garis pertahanan fleksibel bersifat dinamis dan dapat berubah / diubah dalam waktu yang relatif singkat waktu.
b. IV.NORMAL PERTAHANAN
The normal line of defense represents system stability over time.Garis normal mewakili garis pertahanan stabilitas sistem dari waktu ke waktu. It is considered to be the usual level of stability in the system. Hal ini dianggap sebagai tingkat biasa stabilitas sistem. The normal line of defense can change over time in response to coping or responding to the environment. Garis normal pertahanan dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai respons untuk mengatasi atau menanggapi lingkungan. An example is skin, which is stable and fairly constant, but can thicken into a callus over time. Contohnya adalah kulit, yang stabil dan cukup konstan, tetapi dapat menebal menjadi kalus dari waktu ke waktu.
c. V. LINES OF RESISTANCE-GARIS PERTAHANAN
The lines of resistance protect the basic structure and become activated when environmental stressors invade the normal line of defense.Garis-garis perlawanan melindungi struktur dasar dan menjadi aktif ketika tekanan lingkungan yang menyerang garis pertahanan normal. Example: activation of the immune response after invasion of microorganisms. Contoh: aktivasi respon kekebalan setelah invasi mikroorganisme. If the lines of resistance are effective, the system can reconstitute and if the lines of resistance are not effective, the resulting energy loss can result in death. Jika garis resistensi yang efektif, sistem ini dapat menyusun kembali dan jika garis resistensi yang tidak efektif, kehilangan energi yang dihasilkan dapat mengakibatkan kematian.
5. Gangguan pertahanan
Kerusakan sistem pertahanan tubuh oleh dan akibat dari tekanan.
6. Tingkat reaksi
Tindakan yang muncul akibat dari pengaruh tekanan.
7. Intervensi
Identifikasi tindakan sebagai akibat dari reaksi yang timbul.
8. Tingkat-tingkat pencegahan
a. Pencegahan primer (sebelum terjadi tindakan)
Mengidentifikasikan faktor-faktor resio, berusaha mengeliminasi stressor dan fokus pada pengaman kubu pertahanan normal dan penguatan kubu pertahanan fleksibel. Suatu reaksi belum lagi terjadi, namun tingkat resiko telah diketahui.
b. Pencegahan sekunder (ketika terjadi tindakan)
Berhubungan dengan intervensi adalah penyembuhan aktif yang dimulai setelah gejala-gejala yang telah terjadi. Fokusnya adalah penguatan kubu-kubu resistensi internal. Mereduksi reaksi dan meningkatkan faktor resistansi.
c. Pencegahan tersier (adaptasi pada tindakan)
Mengarah pada intervensi yang menyertai intervensi dalam tahap sekunder. Hal ini terfokus pada readaptasi dan stabilitas serta mengamankan pemulihan kembali pada keafiatan yang menyertai penyembuhan.Perawat menekankan pendidikan klien dalam penguatan resistansi terhadap stressor dan cara-cara pertolongan pencegahan kambuhnya reaksi atau rekresi.
9. Penyesuaian kembali
Adaptasi dari tindakan yang beasal dari sekitar baik secara inter personal, intra personal dan ektra personal. Faktor yang perlu diperhatikan adalah:
a. Fisiologi individu, fisika merujuk dari struktur dan fungsi tubuh;
b. Psikologi individu, mengacu pada proses mental dan emosi;
c. Sosial kultural, mengacu pada hubungan sosial / budaya;
d. Perkembangan individu, merujuk kepada mereka yang terkait dengan proses pembangunan selama usia;
e. Spiritual, mengacu pada pengaruh keyakinan spiritual.
2.5 Asumsi Teori Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap tekanan yaitu:
1. Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikolois, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
2. Lingkungan
Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien.
3. Kesehatan
Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan sehat yang merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
2.6 Bentuk Logika Teori Betty Neuman
Bentuk logika teori Betty Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil pengamatan dan pengalaman selama bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan. Teori Betty Neuman pertama kali dipublikasikan tahun 1972. Model keperawatan menurut Betty Neuman disebut The Neuman Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan diri secara fleksibel (flexible line of difense) adalah dinamis dan dapat secara cepat berubah pada periode singkat waktu atau normal (normal line of difense) mempresentasikan kondisi kesetimbangan personal / kondisi adaptasi yang dikembangkan atau dikelola tiap waktu dan dianggap normal oleh personal tersebut maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Pada tahun 1989 Betty Neuman berpendapat bahwa ”Stressor mempengaruhi keseimbangan homeostatis jika keseimbangan ini terganggu maka energi dikeluarkan untuk mengatasinya”. Untuk membuat kehidupan menjadi seimbang, maka rangkaian sistem tersebut harus menjadi interaksi antara sesama manusia. Interaksi ini akan membuat seseorang meningkatkan ketahanan dalam kehidupannya. Dalam kehidupan sehari-hari individu selalu berusaha mempertahankan dan memenuhi kebutuhan biologi, psikologi dan sosial kultural. Adanya stress sebagai penyakit menyebabkan seseorang bereaksi untuk mempertahankan kesehatannya melalui mekanisme pemecahan masalah atau koping tertentu. Penyebab stressor dapat berasal dari diri sendiri, dari luar individu atau karena interaksi dengan prang lain. Pada hubungan individu dengan stres, reaksinya atas stres, dan faktor-faktor pemulihan kembali yang dinamis secara alamiah. Pemulihan kembali (rekonstitusi) adalah kondisi adptasi terhadap terhadap stressor. Model keperawatan Betty Neuman yang diterima secara luas adalah komunitas keperawatan, secara nasional atau internasional.
2.7 Model Betty Neuman dalam Lingkungan Komunitas
Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu:
1. Intervensi yang bersifat promosi
Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa:
a. Pendidikan kesehatan
b. Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien dirumah atau komunitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
2. Intervensi yang besifat prevensi
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu :
a. Deteksi dini gangguan kesehatan, misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dan lain-lainnya.
b. Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pranikah.
3. Intervensi yang bersifat kuratif
Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.
4. Intervensi yang bersifat rehabilitatif
Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu. Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan yaitu:
a. Pengkajian, tahap proses keperawatan dimana perawatterfokus pada klien untuk mendapatkan data base yang komprehensif untuk mengetahui keadaan dan kesehatan yang ada dan aktualisasi atau potensial reaksi terhadap stres lingkungan.
b. Diagnosis keperawatan komunitas, data dengan teori juga menyediakan perawatan dasar untuk diagnosis. The nursing diagnostic statement should reflect the entire client condition.Pernyataan diagnostik perawat harus mencerminkan seluruh kondisi klien.
c. Perencanaan, melibatkan negosiasi antara pemberiperawatan dan klien. The overall goal of the care giver is to guide the client to conserve energy and to use energy as a force to move beyond the present.Tujuan menyeluruh dari pemberi perawatan adalah membimbing klien untuk menghemat energi dan menggunakan energi sebagai kekuatan untuk bergerak melampaui masa sakit.
d. Pelaksanaan, tindakan keperawatan didasarkan pada sintesis data base yang komprehensif tentang klien dan teori yang sesuai dengan klien dan pengasuh persepsi dan kemungkinan untuk fungsional kompetensi di lingkungan. Menurut evaluasi langkah ini menegaskan bahwa yang diantisipasi atau yang ditentukan perubahan yang telah terjadi. Immediate and long range goals are structured in relation to the short term goals. Segera dan tujuan jangka panjang yang terstruktur dalam kaitannya dengan tujuan jangka pendek.
e. Evaluasi, yang diantisipasi atau perubahan yang ditentukan telah terjadi jIf it is not met the goals are reformed.ika tidak mencapai tujuan.
2.8 Teori Betty Neuman dengan Konsep Utama Keperawatan





Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat terhadap klien dengan tingkatan yang menyangkut bermacam-macam pengaruh terhadap respon klien akibat tekanan atau stress.
Klien dalam hubungannya timbal balik dengan lingkungan sekitarnya selalu membuat keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor yang merupakan konsep mental klien yaitu :
1. Individu atau pasien itu sendiri
Orang adalah multidimensi yang berlapis. Each layer consists of five person variables or subsystems: Setiap lapisan terdiri dari lima orang variabel atau subsistem:
a.Physical/Physiological Fisik / Fisiologis;
b.Psychological Psikologis;
c.Socio-cultural Sosial budaya;
d. Perkembangan;DevelopmentalpP
e.Spiritual Spiritual.
The layers, usually represented by concentric circle, consist of the central core, lines of resistance, lines of normal defense, and lines of flexible defense.Lapisan, biasanya diwakili oleh lingkaran konsentris, terdiri dari inti pusat, garis-garis perlawanan, garis pertahanan normal, dan garis pertahanan fleksibel. The basic core structure is comprised of survival mechanisms including: organ function, temperature control, genetic structure, response patterns, ego, and what Neuman terms 'knowns and commonalities'. Struktur inti dasar terdiri dari mekanisme bertahan hidup termasuk: fungsi organ, suhu kontrol, struktur genetik, pola respons, dan ego. Lines of resistance and two lines of defense protect this core. Garis resistensi dan dua baris pertahanan melindungi inti ini. The person may in fact be an individual, a family, a group, or a community in Neuman's model. Orang mungkin sebenarnya menjadi suatu individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat di model Neuman. The person, with a core of basic structures, is seen as being in constant, dynamic interaction with the environment. Orang, dengan inti struktur dasar, dipandang sebagai terus-menerus, dinamis interaksi dengan lingkungan. Around the basic core structures are lines of defense and resistance (shown diagrammatically as concentric circles, with the lines of resistance nearer to the core. The person is seen as being in a state of constant change and-as an open system-in reciprocal interaction with the environment (ie affecting, and being affected by it). Sekitar dasar struktur inti garis pertahanan dan perlawanan (ditunjukkan dalam diagram sebagai lingkaran konsentris, dengan garis-garis perlawanan lebih dekat ke inti. Orang dilihat sebagai berada dalam keadaan yang selalu berubah dan sebagai sebuah sistem terbuka dalam interaksi timbal balik dengan lingkungan (yaitu yang mempengaruhi, dan menjadi terpengaruh oleh hal itu).
2. Lingkungan sekitarnya
Lingkungan dipandang sebagai totalitas internal dan kekuatan eksternal yang mengelilingi seseorang dan dengan mana mereka berinteraksi pada waktu tertentu.These forces include the intrapersonal, interpersonal and extra personal stressors which can affect the person's normal line of defense and so can affect the stability of the system. Kekuatan ini mencakup intrapersonal, interpersonal dan stres pribadi tambahan yang dapat mempengaruhi orang normal dan garis pertahanan sehingga dapat mempengaruhi stabilitas sistem.
a.The internal environment exists within the client system. Lingkungan internal ada dalam sistem klien;
b.The external environment exists outside the client system. Lingkungan eksternal ada di luar sistem klien;
c.Neuman also identified a created environment which is an environment that is created and developed unconsciously by the client and is symbolic of system wholeness. Neuman juga mengidentifikasi lingkungan yang menciptakan lingkungan yang diciptakan dan dikembangkan secara tidak sadar oleh klien dan sistem simbolis keutuhan.
3. Kesehatan
Neuman mendefinisikan kesehatan adalah kondisi di mana semua bagian dan subpart (variabel) selaras dengan seluruh klien. As the person is in a constant interaction with the environment, the state of wellness (and by implication any other state) is in dynamic equilibrium, rather than in any kind of steady state. Sebagai orang yang berada dalam interaksi yang konstan dengan lingkungan, keadaan kesehatan (dan implikasinya negara lainnya) berada dalam kesetimbangan dinamis, bukan di segala macam kondisi mapan. Neuman proposes a wellness-illness continuum, with the person's position on that continuum being influenced by their interaction with the variables and the stressors they encounterNeuman mengusulkan wellness (penyakit kontinum), dengan posisi orang yang kontinum dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan variabel dan tekanan yang mereka hadapi. The client system moves toward illness and death when more energy is needed than is available. Sistem klien bergerak ke arah penyakit dan kematian bila dibutuhkan lebih banyak energi daripada yang tersedia. The client system moves toward wellness when more energyis available than is needed. Sistem klien bergerak ke arah kesehatan ketika lebih energis tersedia daripada yang dibutuhkan.
4. Pelayanan
Neuman melihat keperawatan sebagai profesi yang unik yang berkaitan dengan semua variabel-variabel yang mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap stressor.The person is seen as a whole, and it is the task of nursing to address the whole person. Neuman melihat personal sebagai keseluruhan, dan tugas perawat untuk mengatasi seluruh masalah yang dihadapi pasien. Neuman defines nursing as actions which assist individuals, families and groups to maintain a maximum level of wellness, and the primary aim is stability of the patient/client system, through nursing interventions to reduce stressorNeuman mendefinisikan keperawatan sebagai tindakan yang membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mempertahankan tingkat maksimum kesehatan, dan tujuan utama adalah stabilitas pasien / sistem klien melalui intervensi keperawatan untuk mengurangi stres. Neuman states that, because the nurse's perception will influence the care given, then not only must the patient/client's perceptions be assessed, but so must those of the caregiver (nurse).Neuman menyatakan persepsi perawat akan mempengaruhi perawatan yang diberikan kepada pasien. Peran perawat dilihat dari segi derajat reaksi terhadap stres, dan penggunaan primer, sekunder dan tersier intervensi dalam memberikan perawatan terhadap pasien.
Neuman envisions a 3-stage nursing process:Neuman membayangkan sebuah 3-tahap proses keperawatan:
1. Nursing Diagnosis - based of necessity in a thorough assessment, and with consideration given to five variables in three stressor areas.1. Diagnosis Keperawatan, berdasarkan kebutuhan dalam penilaian menyeluruh, dan dengan pertimbangan yang diberikan kepada lima variabel penekan dalam tiga wilayah.
2. Nursing Goals - these must be negotiated with the patient, and take account of patient's and nurse's perceptions of variance from wellness2. Tujuan Keperawatan, ini harus dirundingkan dengan pasien, dan memperhatikan pasien dan persepsi perawat varians dari penyakit.
3. Nursing Outcomes - considered in relation to five variables, and achieved through primary, secondary and tertiary interventions.3. Hasil Keperawatan, mempertimbangkan hubungannya dengan lima variabel, dan dicapainya tujuan keperawatan melalui primer, sekunder dan tersier intervensi

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara garis besar teori model Neuman mengemukakan bahwa dalam memberikan tindakan keperawatan terhadap klien atau pasien yang mengalami stress (gangguan mental) perawatan harus dilaksanakan melalui beberapa pendekatan-pendekatan perorangan secara total dengan memperhatikan faktor-faktor antara lain tekanan, struktur pokok sumber energi, struktur ketahanan, garis normal pertahanan, gangguan ketahanan, intervensi, tingkat-tingkat pencegahan dan penyesuaian kembali.
3.2 Saran
Sebagai perawat ada baiknya kita harus mengetahui tindakan apa yang harus kita berikan jika menghadapi kondisi pasien atau klien yang memberikan respon atau tindakan yang diakibatkan adanya tekanan atau stressor terhadap pasien dan akibat yang mungkin bisa terjadi.


DAFTAR PUSTAKA
Ali, H. Zaidin. 2000. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Mediks
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Gaffar, La Ode Jumadi. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Mediks
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Wardhono, Adhitya, S. E..,M.Sc..,Ph.D., dkk. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: Universitas Jember

iPhone 5 Gadget Impian

iPhone 5 Gadget Impian - Di dalam era serba modern ini perkembangan teknologi sangat berkembang pesat. Jenis gadget dengan berbagai macam jenis fitur dan desain juga bersaing ketat untuk bisa memperoleh "point plus" di di hati para pecinta gadget ini. Apple setelah meluncurkan produk iPhone 4S, maka setelah peluncuran perdananya yaitu gadget impian iPhone5 produksi Apple pada Rabu (12/9), di Yerba Buena Center for The Arts Theater, San Fransisco, AS.

Terlepas dari suatu produk tentunya akan selalu memiliki kekurangan dan kelebihan. Tiada suatu pun di dunia ini yang sempurna kecuali hanya Allah Ta'ala yang memiliki kesempurnaan bahkan Maha Sempurna, Maha Besar atas segala-galanya. Terlebih ini hanyalah produk buatan manusia saja yang hanya berupa alat komunikasi dan teknologi. Di sini ada beberapa kelebihan dan keunggulan iPhone 5 dari produk apple ini.

Beberapa hal yang menarik hati dan juga menjadikan iPhone 5 merupakan gadget impian adalah
  1. Desain Tipis Serta juga Ringan. iPhone 5 hadir dengan layar 4 inci yang mendukung resolusi hingga 1136 x 480. Tak hanya itu Apple juga membekali iPhone 5 dengan bodi tipis hanya 7,6 mm dan beratnya hanya 112 gram. Dengan bodi tipis dan seringan itu akan memudahkan saya bekerja apalagi tempat kerja saya adalah di bangsal rawat jantung yang seringkali membutuhkan pekerjaan cepat dan akurat untuk keselamatan pasien jantung. Dengan bentuk tipis ringan ini akan mudah pula di tempatkan pada saku baju seragam.
  2. IPhone 5 memiliki kamera yang kerap dipanggil sebagai iSight. Walaupun masih miliki kualitas resolusi 8MP, tapi chip A6 yang terdapat di dalamnya hadir dengan prosesor lebih baik dan menjanjikan efisiensi noise atau gangguan hasil foto melalui fitur Spatial. Walau bagus untuk panorama kelebihan dalam memotret hasil gambar atau foto yang diambil dalam suatu ruangan bagus. Terlebih ketika belum lama ini bapak saya sendiri terkena serangan jantung dan dirawat di ICCU ketika sang dokter jaga melaporkan kondisi terakhir kepada dokter Spesialis Dalam dan juga perekaman EKG dengan menggunakan iphone 5 hasilnya bagus dan tentunya hasil bagus dalam rekaman EKG pada akan sangat membantu dalam penegakan diagnosa dan pemberian terapi pasien yang terkena serangan jantung selain dari laporan hasil fisik pemeriksaan semata.
Itu hanya sebagian kecil kelebihan dari iphone 5 yang menjadi gadget impian. Karena memang terjun dalam bidang kesehatan khususnya adalah keperawatan semoga keinginan bisa memiliki iphone 5 ini bisa terwujud dan mmebantu dalam pekerjaan sebagai seorang perawat.

Bagi sahabat-sahabat semuanya yang ingin mengetahui secara lebih lengkap serta mendetail mengenai berbagai macam aplikasi, kelebihan yang ada dalam iphone 5 ini sahabat bisa langsung membacanya di sini yaitu di entri dan postingan berikut :
iPhone 5 gadget impian
iPhone 5 Gambar dan Video
iPhone 5 Countdown
iPhone 5 Malaysia Pertama
iPhone 5 vs Samsung Galaxy S3 Drop Test
iPhone 5 dilancarkan
iPhone 5 Malaysia vs Singapore vs Hong Kong vs USA

Untuk sahabat-sahabat blogger mohon bantuan doanya untuk bapak saya yang sedang sakit jantung dan mendapatkan perawatan intensif di ruang ICCU. Terima kasih admin ucapkan atas bantuan doa-doa sahabat-sahabat semuanya.

Postingan ini diikutsertakan dalam kontes iPhone 5 gadget impian yang saat ini sedang diselenggarakan oleh sahabat Denai Hati
Blog Keperawatan : http://askep-net.blogspot.com/2012/11/iphone5-gadget-impian.html

Penyebab Penyakit Gagal Ginjal

Penyebab Gagal Ginjal - Dalam dunia kesehatan organ ginjal adalah merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting untuk kelangsungan dan juga kesehatan hidup seseorang. Ginjal dalam tubuh kita berjumlah dua buah. Ia memiliki banyak sekali peran penting bagi tubuh kita. Agar kita bisa memanfaatkan kehidupan kita dengan mensyukuri nikmat sehat dan juga bisa beraktifitas dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat kepada orang banyak maka kita harus bisa menjaga kesehatan ginjal dengan baik. Karena jika ginjal kita rusak, fungsi-fungsi ginjal tidak akan berjalan dengan baik. Kita mengetahui bahwa fungsi ginjal salah satunya adalah sebagai alat penyaring atau pencuci darah dan juga sebagai pembuang zat-zat yang tidak berguna (fungsi sekresi) dan juga ginjal bertugas menjaga keseimbangan air, keasaman darah dan juga elektrolit dalam tubuh kita.

Seperti yang pernah di bahas di Blog Keperawatan ini yaitu mengenai penyakit gagal ginjal kronik bahwasannya pengertian gagal ginjal adalah merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia. Maka untuk kali ini seperti biasanya blog keperawatan akan mencoba share sedikit mengenai penyebab penyakit gagal ginjal dan juga cara mencegah gagal ginjal terjadi pada diri kita dan semoga artikel ini bisa bermanfaat dan juga berguna bagi kita semuanya aamiin.

Sebenarnya pembagian penyakit gagal ginjal ini terbagi menjadi 2 yaitu gagal ginjal akut dan juga gagal ginjal kronik yang telah dibahas pada postingan terdahulu. Untuk mengetahui penyebab gagal ginjal kronik sahabat bisa langsung membacanya di sini yaitu di penyebab gagal ginjal kronik sehingga pada pembahasan kali ini kita akan berfokus kepada penyebab gagal ginjal akut. Sehingga pembahasannya bisa menjadi satu topik dan memudahkan pula sahabat untuk bisa memahami lebih lanjut mengenai berbagai hal yang bisa menyebabkan gagal ginjal ini.

Penyebab Penyakit Gagal Ginjal

Untuk penyebab gagal ginjal akut terbagi menjadi 3 klasifikasi penyebabnya. Yaitu penyebab prerenal, penyebab renal (ginjal), dan juga penyebab postrenal.

Untuk penyebab karena faktor prerenal ini, maka gagal ginjal bisa disebabkan karena :
  1. Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-muntah, diare, berkeringat banyak dan demam. Untuk itu kita tidak boleh menganggap suatu penyakit seperti halnya di atas kita anggap remeh karena bisa berakibat yang kurang baik bahkan buruk bagi kesehatan kita sendiri.
  2. Hipovolemia (volume darah yang kurang), misalnya karena perdarahan yang hebat bisa karena akibat kecelakaan, perdarahan post partum atau perdarahan akibat yang lainnya. Untuk itu kita juga perlu untuk mengetahui akan berbagai jenis luka dan juga proses penyembuhan luka itu sendiri sehingga kita bisa mencegah akan berbagai hal yang bisa menyebabkan perdarahan ini.
  3. Pemberian obat-obatan, contohnya adalah pemberian obat diuretic (pelancar kencing) yang menyebabkan pengeluaran cairan berlebihan berupa urin sehingga menyebabkan tubuh yang kekurangan akan air. Padahal air adalah salah satu faktor penting dalam tubuh kita.
  4. Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan. Untuk itu kita harus bisa memenuhi kebutuhan air dalam tubuh kita yang cukup contoh mudahnya adalah dengan minum air putih paling tidak 8 gelas sehari.
  5. Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh darah ginjal.
Penyebab gagal ginjal karena faktor renal sendiri adalah :
  1. Sepsis. Angka kejadian sepsis juga kita harapkan bisa menurun. Karena dengan adanya sepsis ini akan menyebabkan sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.
  2. Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal.
  3. Peradangan akut pada glomerulus, penyakit lupus eritematosus sistemik, Wegener's granulomatosis, dan Goodpasture syndrome.
Penyebab gagal ginjal karena faktor postrenal. Penyebab ini karena adanya faktor yang menyebabkan aliran urin dari ginjal mengalami gangguan. Dan penyebabnya antara lain :
  1. Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing) menyebabkan aliran urin berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi dan akhirnya terjadilah gagal ginjal.
  2. Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian dari saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing. Dengan terhambatnya proses pengosongan kandung kemih ini akan bisa memicu terjadinya gagal ginjal
  3. Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.
  4. Batu ginjal.
Demikian tadi beberapa hal yang bisa menyebabkan gagal ginjal serta juga faktor resiko gagal ginjal dan semoga hal ini bisa menambah pengetahuan kita akan kesehatan yang pada ujungnya akan membuat kita untuk bisa terus-menerus menjaga serta memelihara kesehatan dan juga kebugaran tubuh kita masing-masing.
Blog Keperawatan : http://askep-net.blogspot.com/2012/11/penyebab-gagal-ginjal.html

Askep Hiperemesis Gravidarum

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya (http://zerich150105.wordpress.com/).
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing (http://healthblogheg.blogspot.com/).
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda (http://healthblogheg.blogspot.com/).
  1. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a)      Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b)      Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c)      Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
d)     Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi muntah klien
(http://zerich150105.wordpress.com/).
  1. Patofisiologi
    Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
    Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
    Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.
    (http://zerich150105.wordpress.com/).
  2. Tanda Dan Gejala
    Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :
a)      Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b)      Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c)      Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati.
(http://healthblogheg.blogspot.com/)
  1. Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi (http://healthblogheg.blogspot.com/)
  1. Pemeriksaan Diagnostik
a)      USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b)      Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c)      Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
(http://zerich150105.wordpress.com/)
  1. Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin

Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.

Diet
a)      Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b)      Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c)      Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
  1. Prognosis
    Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
  1. Aktifitas istirahat
    Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
  2. Integritas ego
    Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
  3. Eliminasi
    Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
  4. Makanan/cairan
    Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
  5. Pernafasan
    Frekuensi pernapasan meningkat.
  6. Keamanan
    Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
  7. Seksualitas
    Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
  8. Interaksi sosial
    Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
  9. Pembelajaran dan penyuluhan
1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
3. Turgor kulit, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine
(http://zerich150105.wordpress.com/)

B. Diagnosa Keperawatan
  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
  2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
  3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
  4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
    (http://zerich150105.wordpress.com/)

C. Rencana Keperawatan
1)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah berlebihan.
Intervensi
  1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
    Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
  2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-20mg/i.v.
    Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
  3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
    Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit
  4. Catat intake dan output.
    Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
  5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
    Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
  6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
    Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah
  7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
    Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
  8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
    Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
  9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
    Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
  10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut sesering mungkin.
    Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
  11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
    Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi pada trimester I.
  12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..
    Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan Hipertensi karena kehamilan.
  13. Ukur pembesaran uterus
    Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjUT
2)      Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional :
Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
  1. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
    Rasional :
Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
  1. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
    Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
  2. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
    Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.
3)      Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan
Intervensi :
  1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
    Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
  2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
    Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis
  3. Berikan support psikologis
    Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
  4. Berikan penguatan positif
    Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
  5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
    Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien
4)      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi :
  1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
    Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
  2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
  1. Bantu klien beraktifitas secara bertahap
    Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam memenuhi kebutuhannya.
  2. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
    Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
    (http://zerich150105.wordpress.com/)
D. Evaluasi
  1. Mual dan mutah tidak ada lagi.
  2. Keluhan subyektif tidak ada.
  3. Tanda-tanda vital baik.
(http://cakmoki.blogsome.com/)
REFERENSI
http://cakmoki.blogsome.com/
http://zerich150105.wordpress.com/
http://healthblogheg.blogspot.com/
CONTOH ASKEP : http://contoh-askep.blogspot.com/2012/10/askep-hiperemesis-gravidarum.html

Askep Pasien INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

DEFINISI

Infeksi tractus urinarius adalah merupakan suatu keadaan dimana adanya suatu proses peradangan yang akut ataupun kronis dari ginjal ataupun saluran kemih yang mengenai pelvis ginjal, jaringan interstisial dan tubulus ginjal (pielonefritis), atau kandung kemih (Cystitis), dan urethra (uretritis)

Infeksi pada saluran kemih ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1. Infeksi saluran kemih bagian atas : Pyelonefriti

2. Infeksi saluran kemih bagian bawah : Cystitis, Uretritis.

FAKTOR RESIKO
Pada umumnya faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan infeksi saluran kemih adalah :
1. Wanita cenderung mudah terserang dibandingkan dengan laki-laki.
Faktor-faktor postulasi dari tingkat infeksi yang tinggi terdiri dari urethra dekat kepada rektum dan kurang proteksi sekresi prostat dibandingkan dengn pria.
2. Abnormalitas Struktural dan Fungsional
Mekanisme yang berhubungan termasuk stasis urine yang merupakan media untuk kultur bakteri, refluks urine yang infeksi lebih tinggi pada saluran kemih dan peningkatan tekanan hidrostatik.
Contoh : strikur,anomali ketidak sempurnaan hubungan uretero vesicalis
3. Obstruksi

Contoh : tumor, Hipertofi prostat, calculus, sebab-sebab iatrogenik

4. Gangguan inervasi kandung kemih

Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosis

5. Penyakit kronis
Contoh : Gout, DM, hipertensi, Penyakit Sickle cell.
6. Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi.
7. Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya

ETIOLOGI

Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah Eschericia Coli, (80% kasus). E. Colli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juga dapat menyebabkan infeksi saluran perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, enterokokus dan staphylokokus.


Baca Juga Artikel tentang PPNI

Askep Tumor Otak

Sobat ners semua,...setelah setahun lebih lamanya saya ga posting askep, rindu rasanya hati ini ingin berbagi dengan kawan semua.

Kali ini saya akan mencoba untuk memulai posting kembali dengan judul Asuhan Keperawatan Tumor Otak. Tulisan kali ini tidak akan saya lengkapi dengan link download seperti biasanya, akan tetapi askep akan saya posting langsung di masing-masing halaman.

Ok..langsung saja....

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK


Pendahuluan• Manusia hidup selalu membutuhkan oksigen untuk mempertahankan kehidpanya. Kegagalan untuk memberikan oksigenasi secara adekuat ke otak dan organ vital lainnya dapat merupakan penyebab kematian tercepat pada penderita trauma atau non trauma.
• untuk mencegah hipoksia maka diperlukan jalan nafas yg bebas, pernafasan dan sirkulasi darah yang cukup untk membawa oksigen keseluruh tubuh.
• Airway menjadi prioritas utama menangani setiap pasien yg ditemui pada kasus gawat darurat.
• Perawatan terhadap kondisi kritis dan trauma pada pasien yang paling utama adalah mempertahankan jalan nafas hingga adekuat, karna sumbatan jalan nafas merupakan penyebab kematian tercepat.


EtiologiPenyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu. Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson, 1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979). Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.

Patofisiologi
Tumor intracranial primer atau neoplasma adalah suatu peningkatan sel-sel intrinsik dari jaringan otak dan kelenjar pituitari dan pineal.

Tumor sekunder/metastase merupakan penyebab tumor intracranial, kebanyakan merupakan metastase dari tumor paru-paru dan payudara.

Prognosis untuk pasien dengan tumor intra cranial tergantung pada diagnosa awal dan penanganannya, sebab pertumbuhan tumor akan menekan pada pusat vital dan menyebabkan kerusakan serta kematian otak. Meskipun setengah dari seluruh tumor adalah jinak, dapat juga menyebabkan kematian bila menekan pusat vital.

Gejala-gejala dari tumor intra cranial akibat efk lokal dam umum dari tumor. Efek lokal berupa infiltrasi, invasi an pengrusakan jaringan otak pada bagian tertentu. Ada juga yang langsung menekan pada struktur saraf, menyebabkan degenerasi dan gangguan sirkulasi lokal.

Edema dapat berkembang dan terjadi peningkatan takanan intracranial (TIK). Peningkatan TIK akan dipindahkan melalui otak dan sistem ventrikel. Dapat juga terjadi sistem ventrikel ditekan dan diganti sehingga menyebabkan obstruksi sebagian vebtrikel. Papilledema akibat dari efek umum dari peningkatan TIK, kematian biasanya akibat dari kompressi otak tengah akibat herniasi.

Tipe Tumor Intracranial

1. Glioma terdiri dari :
• Glioblastoma multiforme
• Astrocytoma
• Ependymoma
• Medulloblastoma
• Oligodendrocytoma

2. Meningioma
3. Pituitary Adenoma
4. Neurinoma
5. Metastatic Carcinoma
6. Craniophryngioma, Dermoid, Epidermoid, Teratoma
7. Angiomas
8. Sarcomas
9. Unclassified (mostly gliomas)
10. Miscellaous (Pinealoma, Chordoma, Granuloma)


Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF)
• Sakit kepala
• Nausea atau muntah proyektil
• Pusing
• Perubahan mental
• Kejang

Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)
1. Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan, tanda-tanda papil edema.
2. Perubahan bicara, msalnya: aphasia
3. Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.
4. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.
5. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan konstipasi.
6. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.
7. Perubahan dalam seksual
8. Tanda-tanda dan gejala-gejala spesifik lesi dari masing-masing lobus dapat dilihat pada tabel di bawah ini


PengkajianData Subyektif1. Pemahaman pasien tentang penyakitnya
2. Perubahan dalam individu atau pertimbangan
3. Adanya ketidakmampuan sensasi ( parathesia atau anasthesia)
4. Masalah penglihatan (hilangnya ketajaman atau diplopia)
5. Mengeluh bau yang tidak biasanya (sering tumor otak pada lobus temporale)
6. Adanya sakit kepala
7. Ketidakmampaun dalam aktifitas sehari-hari.

Data Obyektif1. Kekuatan pergerakan
2. Berjalan
3. Tingkat kewaspadaan dan kesadaran
4. Orientasi
5. Pupil : ukuran, kesamaan, dan reaksi
6. Tanda-tanda vital
7. Pemeriksaan funduscopy untuk mengetahui papilaedema
8. Adanya kejang
9. Ketidaknormalan berbicara
10. Ketidaknormalan saraf-saraf kranial
11. Gejala-gejala peningkatan tekanan intracranial

Diagnosa keperawatan
1. Kecemasan
2. Perubahan dalam rasa nyaman : nyeri
3. Gangguan komunikasi verbal
4. Bersedih Kurangnya pengetahuan
5. Gangguan mobilitas fisik
6. Perubahan persepsi sensorik : auditary, visual, kinestetik, gustatory, tactile.
7. Gangguan proses berpikir
8. Gangguan perfusi jaringan cerebral

Perencanaan dan pelaksanaan
Tujuan pasien yang diharapkan :
1. Pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari semaksimal mungkin
2. Pasien dapat menjelaskan terapi spesifik dan tujuan yang diharapkan.
3. Pasien dapat menjelaskan tanda-tanda dan gejala-gejala yang perlu dilaporkan kepada dokter.
4. Pasien dapat menjelaskan obat-obat yang didapat, meliputi : dosis, efek samping, efek yang diharapkan, cara pemberian dan waktunya.
5. Pasien dapat menjelaskan tentang perawatan kulit dan hubungannya dengan radiasi.
6. Pasien dapat menjelaskan rencana untuk perawatan tindak lanjut.
7. Pasien dapat menjelaskan dan memperlihatkan latihan yang telah ditetapkan.
8. Pasien dapat menjelaskan tentang bagaimana mendapat dukungan masyarakat.
9. Pasien dapat menjelaskan tentang perawatan pre operasi dan pasca operasi.
10. Pasien dapat mengungkapkan ketakutan-ketakutan mengenai hubungannya dengan diagnosa.

Pelaksanaannya
Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak meliputi :
• Pembedahan
• Radioterapi
• Chemoterapi

Pemilihan terapi ditentukan dengan tipe dan letak dari tumor. Suatu kombinasi metode sering dilakukan.

Pembedahan
Pembedahan intracranial biasanya dilakukan untuk seluruh tipe kondisi patologi dari otak untuk mengurangi ICP dan mengangkat tumor.
Pembedahan ini dilakukan melalui pembukaan tengkorak, yang disebut dengan Craniotomy.

Perawatan pre operasi pada pasien yang dilakukan pembedahan intra cranial adalah :
a) Mengkaji keadaan neurologi dan psikologi pasien
b) Memberi dukungan pasien dan keluarga untuk mengurangi perasaan-perasaan takut yang dialami.
c) Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan untuk meyakinkan pasien dan mengurangi perasaan takut.
d) Menyiapkan lokasi pembedahan, yaitu: kepala dengan menggunakan shampo antiseptik dan mencukur daerah kepala.
e) Menyiapkan keluarga untuk penampilan pasien yang dilakukan pembedahan, meliputi :
• Baluatan kepala
• Edema dan ecchymosis yang biasanya terjadi dimuka
• Menurunnya status mental sementara

Perawatan post operasi, meliputi :a) Mengkaji status neurologi dan tanda-tanda vital setiap 30 menit untuk 4 - 6 jam pertama setelah pembedahan dan kemudian setiap jam. Jika kondisi stabil pada 24 jam frekuensi pemeriksaan dapat diturunkan setiap 2 samapai 4 jam sekali.
b) Monitor adanya cardiac arrhytmia pada pembedahan fossa posterior akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
c) Monitor intake dan output cairan pasien. Batasi intake cairan sekitar 1.500 cc / hari.
d) Lakukan latihan ROM untuk semua ekstremitas setiap pergantian dinas.
e) Pasien dapat dibantu untuk alih posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam.
f) Posisi kepala dapat ditinggikan 30 -35 derajat untuk meningkatkan aliran balik dari kepala. Hindari fleksi posisi panggul dan leher.
g) Cek sesering mungkin balutan kepala dan drainage cairan yang keluar.
h) Lakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin, seperti : pemeriksaan darah lengkap, serum elektroit dan osmolaritas, PT, PTT, analisa gas darah.
i) Memberikan obat-obatan sebagaimana program, misalnya : antikonvulsi,antasida, atau antihistamin reseptor, kortikosteroid.
j) Melakukan tindakan pencegahan terhadap komplikasi post operasi.


Hydrocephalus
Biasanya suatu kateter diletakan pada suatu ventrikel dari otak untuk mengalirkan cairan spinal yang berlebihan dan untuk mencegah hydrocephalus dan penigkatan TIK.

Hydrocephalus dapat juga terjadi secara permanen pada tumor intracranial dan biasanya dimanifestasikan dengan gejala-gejala peningkatan TIK. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan “Shunting”

Ada beberapa tipe dari prosedur shunnting, hal ini dapat dinamakan menurut asal dan akhir pada shunt tersebut dipasang. Diantaranya adalah :
• Cyst - peritoneal
• Lumbar - Peritoneal
• Ventrikuler - Jugular
• Ventrikuler - Peritoneal

Perawatan post opeasi pada pasien dengan shunt adalah :

Monitoring
• Mengkaji status neurologis sesering mungkin untuk beberpa penurunan dalam status mental.
• Observasi adanya gejala-gejala subdural hematoma, yang merupakan salah satu efek sampaing pembedahan.
• Monitor gejala-gejala aliran yang berlebihan, sebagaimana dirasakan dengan sakit kepala, khususnya pada saat pasien duduk lebih tinggi atau berdiri.
• Mengkaji derajat dan karakter dari drainage.

Mempertahankan status gastrointestinal
• Mengecek sesering mungkin untuk tanda-tanda dari paralisis ileus, karena manipulasi usus besar dapat terjadi akibat diletakkan shunt pada bagian peritoneal.
• Pasien dipuasakan untuk hari pertama dan kemudian dpaat diberikan air putih secara bertahap.
• Pemberian makanan dapat dimulai segera setelah bising usus ada, dimana pasien mulai makan cair.

Pertahankan rasa nyaman
• Memberikan obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri
• Memperhatikan agar tidak tertekan daerah insisi.

Meningkatkan pergerakan
• Pergantian posisi dapat dilakukan.
• Meningkatkan bagian kepala temapat tidur secara perlahan-lahan pada saat mobilisasi
• Pasien dapat dianjurkan untuk ambulasi segera setelah penurunan tekanan intracranial.


Komplikasi post operasi
1. Edema cerebral
2. Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral
3. Hypovolemik syok
4. Hydrocephalus
5. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes Insipidus)
6. Infeksi luka operasi.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

• Ignatavicius D Donna, Medical Surgical Nursing, WB. Saunders Company, Philadelphia, 1991
• Long C. Barbara, Essential of Medical Surgical Nursing, CV. Mosby Company, St. Louis, 1985
• Vogt Gordon. Manual of Neurological Care, CV. Mosby Company, St Louis, 1985

Nurse Autonomy in Cancer Care













Askep Lansia Dengan Reumatik

PENDAHULUANPerubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis.

Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik.

Timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri.

Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo,1994).


KONSEP DASAR MEDIS

Istilah rheumatism berasal dari bahasa Yunani, rheumatismos yang berarti mucus, suatu cairan yang dianggap jahat mengalir dari otak ke sendi dan struktur klain tubuh sehingga menimbulkan rasa nyeri atau dengan kata lain, setiap kondisi yang disertai kondisi nyeri dan kaku pada sistem muskuloskeletal disebut reumatik termasuk penyakit jaringan ikat.

Reumatik dapat dikelompokkan atas beberapa golongan, yaitu :

Osteoartritis.
Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.

Artritis Rematoid.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah.

Polimialgia Reumatik.
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.

Artritis Gout (Pirai).
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.

Next....?????
silahkan download link dibawah ini untuk mendapatkan full versionnya atau jika anda ingin membaca tentang askep dengan masalah tumor otak, klik mpada linknya.

SUSES....SS..S..S..S.S

Askep Gangguan Muskulokeletal

salam sejahtera,
assalamu'alaikum wr. wb

sobat neter semua, sudah lama saya belum posting. saya mohon maf yang sebesar-besarnya pada yang aktif mengikuti perkembangan blog kesayangan kita ini. Ma'lumlah akhir akhir ini saya banyak sekali kediatan yang membuat saya terlalu sibuk. Oya kali ini saya akan posting tentang askep gangguan muskulokeletal, sebelumnya kita juga udah posting banyak seperti askep dengan tumor otak, nah bagi yang baru ngikutin blog ini silahkan klik linknya aja.

Oke marri kkita mulai......

asuhan keperawatan denga muskulokeletal adalah salahsatu bagian dari ruang lingkup ilmu keperawatan yang sangat perlu juga kita perhatikan, karena sangat banyak sekali kasus yang berhubungan pada askep dengan muskulokeletal. nah maka dari itu tentunya harus menguasai konsep dan teori tentang hal ini.

pada dasarnya semua kasus sangat penting, tapi seperti biasa perlu kita perhatikan kondisi kegawat daruratannya. oke dah ga usah panjang-panjang nulisnya, nanti palah jadi munyeng....okey silahkan download materinya aja langsung. klik pada link download dibawah


Salam Jabat Erat

askep penyakit asma bronkial

Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic Society )

Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu :
  • Ekstrinsik (alergik) : Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
  • Intrinsik (non alergik) : Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan
  • Asma gabungan : Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.
Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial.
  • Faktor predisposisi yaitu Genetik : Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitassaluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
  • Faktor presipitasi
Alergen : Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
  1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
  2. Ingestan, yang masuk melalui mulut ex: makanan dan obat-obatan
  3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ex: perhiasan, logam dan jam tangan
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.

Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belumbisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.

Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.


Untuk lengkapnya silahkan download melalui link di bawah ini atau melihat askep dengan tumor otak