Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Tampak depan Kampus terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

10 Cara Efektif Menurunkan Berat Badan dalam Seminggu

Ada pesta harus dihadiri seminggu lagi, dan Anda merasa gaun kesayangan dipakai ke pesta nanti lebih sempurna...

Keperawatan Medikal Bedah

Bersama kita bisa......

Go Abroad....

Program pasca sarjana UMY yang istimewa muda mendunia...

The Great University

UMY is most popular in yogyakarta....

Showing posts with label Exact. Show all posts
Showing posts with label Exact. Show all posts

Yates Correction vs Fisher Exact

Kedua uji ini merupakan uji alternatif yang digunakan untuk tabel kontingensi 2x2 pada kondisi dimana terdapat nilai sel yang terlampau kecil dari batas minimal yang ditentukan.  Perlu diingat bahwa teknik Uji Kai Kuadrat mensyaratkan sebagi berikut :
  1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan < 1.
  2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan < 5.
Nah... bila ketentuan tersebut tidak terpenuhi, maka Uji Yates Correction (koreksi Yates) dan Fisher Exact yang digunakan.

Lalu kapan kedua uji ini digunakan ?

Cochran (1954) dalam Siegel (1992) menyarankan bahwa kedua uji tersebut akan baik bila digunakan pada kondisi sebagai berikut :
  1. Bila sampel >40, gunakan koreksi Yates pada kondisi apapun.
  2. Bila sampel 20-40, gunakan koreksi Yates dengan ketentuan tidak ada sel yang nilai ekspektasinya <5. Jika ada sel yang nilai ekspektasinya <5, maka gunakan Fisher Exact.
  3. Bila sampel <20, gunakan Fisher Exact pada kondisi apapun. 

Namun demikian penggunaan koreksi Yates tidak disarankan/diperlukan lagi, bila N terlampau banyak. Dahulu koreksi Yates banyak digunakan, namun akhir-akhir ini manfaatnya dipertanyakan. Bahkan Grizzle (1967) menganjurkan untuk tidak menggunakan koraksi Yates, karena cenderung meperbesar kesalahan tipe II (tidak menolak Ho, padahal Ho salah).

Rumus Yates Correction :




Rumus untuk Fisher Exact :




Untuk contoh penggunaannya Insya Allah akan saya berikan pada kesempatan lain.


SUMBER BACAAN :
  1. Murti, Bhisma. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-ilmu Kesehatan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1996.
  2. Sabri, L., Hastono, SP. Statistik Kesehatan.Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers. 2008
  3. Siegel, Sidney. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1992.

    Blog Biostatistik : http://statistik-kesehatan.blogspot.com/2011/03/yates-correction-vs-fisher-exact.html

    Uji Fisher Exact

    Seperti diketahui bahwa uji Fisher Exact digunakan sebagai uji alternatif Kai Kuadrat untuk tabel silang (kontingensi) 2 x 2 dengan ketentuan, sampel kurang atau sama dengan 40 dan terdapat sel yang nilai harapan (E) kurang dari 5. Uji Fisher Exact juga dapat digunakan untuk sampel kurang dari 20 dalam kondisi apapun (baik terdapat sel yang nilai E-nya kurang dari 5 ataupun tidak). Asumsi dari uji ini adalah data yang akan diuji mempunyai skala pengukuran nominal

    CONTOH KASUS 1 :
    Sebuah studi kasus kontrol ingin melihat pengaruh merokok malam dengan kejadian kanker paru, hasil yang diperoleh tersaji pada tabel silang berikut :


    Dalam menghitung probailitas Fisher seperti tabel di atas akan mudah dilakukan, dikarenakan salah satu sel-nya ada yang bernilai "0 (nol)". Sehingga kita tdk perlu lagi menghitung nilai deviasi ekstrim-nya.

    Penyelesaian tabel di atas, sebagai berikut :

    Perlu diingat bahwa nilai Probabilitas yang diperoleh dari perhitungan di atas merupakan perhitungan Uji Satu Sisi dan untuk melakukan Uji 2 sisi, tinggal mengalikan nilai di atas dengan 2.

    Kesimpulan :
    Karena nilai P = 0,114 lebih besar dari nilai alfa =0,05, maka kita menerima Ho pada Uji Satu sisi.  Sedangkan Pada Uji 2 sisi  di peroleh nilai P = 0,114*2 = 0,228, sehingga kita menerima Ho. Jadi, baik pada Uji satu sisi maupun dua sisi, kita menyimpulkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara mereka yang merokok maupun tidak merokok pada malam hari terhadap kanker paru.

    KASUS 2
    Masih kasus yang sama, cuma nilai sel-nya tidak ada yang bernilai "0 (nol)". :


    Karena tidak ada sel yang nilainya "0", maka kita perlu membuat kemungkinan deviasi nilai ekstrimnya :


    Dengan menggunakan rumus yang sama, kita cari probabilitas dari masing-masing kemungkinan tersebut. Hasil perhitungan sebagai berikut :
    P (1) = 0,0048
    P (2) = 0,0571
    P (3) = 0,1714
    P (4) = 0,1143

    Untuk mengetahui nilai probabilitas Fisher Eexact kita akan menjumlahkan probabilitas soal (kasus) dengan nilai probabilitas terkecilnya dari probabilitas yang diperoleh dari nilai deviasi ekstrim.
    Dari hitungan di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas soal (P2) = 0,0571, sementara nilai probabilitas terkecil dari probabilitas soal hanya P1.
    Sehingga :
    P = P(2) + P(1) = 0.0571 + 0,0048 = 0,0619 (Sekali lagi perhitungan ini adalah untuk uji satu sisi).
    Blog Biostatistik : http://statistik-kesehatan.blogspot.com/2011/10/uji-fisher-exact.html